Sabtu, 23 Maret 2019

Review TRAIN TO BUSAN

Yeon Sang-ho’s “Train to Busan” is the most purely entertaining zombie film in some time, finding echoes of George Romero’s and Danny Boyle’s work, but delivering something unique for an era in which kindness to others seems more essential than ever. For decades, movies about the undead have essentially been built on a foundation of fear of our fellow man—your neighbor may look and sound like you, but he wants to eat your brain—but “Train to Busan” takes that a step further by building on the idea that, even in our darkest days, we need to look out for each other, and it is those who climb over the weak to save themselves who will suffer. Social commentary aside, it’s also just a wildly fun action movie, beautifully paced and constructed, with just the right amount of character and horror. In many ways, it’s what “World War Z” should have been—a nightmarish vision of the end of the world, and a provocation to ask ourselves what it is that really makes us human in the first place.

Before they even get to their early-morning train ride, Seok-woo and Su-an see a convoy of emergency vehicles headed into Seoul. When they get to the train, Sang-ho beautifully sets up his cast of characters, giving us beats with the conductors, a pair of elderly sisters, a husband and his pregnant wife, an obnoxious businessman (a vision of Seok-woo in a couple decades), and even a baseball team. A woman who’s clearly not well gets on the train just before it departs, and just as something else disturbing but generally unseen is happening in the station above the platform. Before you know it, the woman is taking out the jugular of a conductor, who immediately becomes a similarly mindless killing machine. These are zombies of the “28 Days Later” variety—fast, focused, and violent. They replicate like a virus, turning whole cars of the train into dead-eyed flesh-eaters in a matter of seconds. They are rabid dogs. And you thought your Metra commute was bad.
The claustrophobic tension of “Train to Busan” is amplified after a brilliantly staged sequence in a train station in which our surviving travelers learn that the entire country has gone brain-hungry. They discover that the undead can’t quite figure out door handles and are mostly blind, so tunnels and lines of sight become essential. Sang-ho also keeps up his social commentary, giving us characters who want to do anything to survive, and others who will do what it takes to save others. Early in the film, Seok-woo tells his daughter, “At a time like this, only watch out for yourself,” but he learns that this isn’t the advice we should live by or pass down to our children. Without spoiling anything, the survivors of “Train to Busan” are only so lucky because of the sacrifice of others. And the film is thematically stronger than your average zombie flick in the way it captures how panic can make monsters of us all, and it is our responsibility to overcome that base instinct in times of crisis.
After the near-perfect first hour of “Train to Busan,” the film slows its progress and makes a few stops that feel repetitive, but the journey recovers nicely for a memorable finale. You could call it “Train of the Living Dead” or “'Snowpiercer' with Zombies.” Whatever you call it, if it’s playing in your city and you’ve ever been entertained by a zombie movie, it’s hard to believe you wouldn’t be entertained by this one.

Aquaman review

One of the most awaited movie for superhero fans or especially for DC, Aquaman, leave people many pros and cons after watching it. The trailers which was published earlier this year have caught the attention of the people. Somehow the plot of the movie seems to be the mixture of several well-known stories, such as Black Panther, Avatar, Gladiator, Clash of the titans, Ant-man and The Wasp, and the twelve labours of Hercules. The main crisis of the movie is kind a superhero ideal in which the mankind unquestionably worth saving. After twenty minutes of the movies, you could expect how Arthur, Aquaman, could survive his journey.
Aquaman-Movie-GIFs.gif
Yet, the CGI makes the visualization need to be appreciated. The neon underwater world becomes the one who can lighten up the movie, so that the audience would feel amazed of it. Moreover, all the characters are designed to dazzle the audience, especially through the muscular Jason Momoa and the beauty of Amber Heard. The movie also depicts a strong issue of racism through the characters, as in any other Hollywood movies. In addition, what I like the most from the movie is it could raise the awareness for ocean pollution. Overall, just do not expect much after watching the several trailers

Minggu, 06 Januari 2019

TEKNIK AUDIT SISTEM INFORMASI


TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER

Perkembangan zaman semakin hari semakin pesat, hal ini berpengaruh juga dengan dunia ekonomi. Karena semakin maju keadaan ekonomi sutu Negara menandakan bahwa Negara itu semakin berkembang.  Oleh sebab itu berpengaruh pula di dalam dunia akuntansi khususnya Auditing karena Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) juga ditekankan perlunya pemahaman auditor dalam pemeriksaan sebuah sistem akuntansi berbasis komputer. Sehingga  dunia audit sekarang mempunyai teknik Audit yang berbantuan Komputer ( TABK ) atau Computer Assisted Audit Technique Tools (CAATT) yaitu setiap penggunaan teknologi informasi sebagai alat bantu dalam kegiatan audit. Penggunaan TABK atau CAATTs akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas auditor dalam melaksanakan audit dengan memanfaatkan segala kemampuan yang dimiliki oleh komputer. Untuk mengkombinasikan  pemahaman mengenai pentingnya keahlian audit dengan pengetahuan sistem informasi berbasis komputer akan menghasilkan peningkatan yang sangat signifikan dalam proses audit sistem informasi. TABK/CAAT merupakan perangkat dan teknik yang digunakan untuk menguji (baik secara langsung maupun tidak langsung) logika internal dari suatu aplikasi komputer yang digunakan untuk mengolah data.
Ada beberapa pendekatan yang dapat dipilih oleh seorang auditor apabila menggunakan teknik audit berbantuan komputer, yaitu melakukan pengujian aplikasi atau melakukan pengujiansubstantif.
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan apabila auditor tersebut memilih melakukan pengujianaplikasiadalah:
1.TestData
Metode ini menggunakan data masukan yang telah dipersiapkan auditor dan menguji data tersebut dengan salinan (copy) dari perangkat lunak aplikasi auditan. Hasil pemrosesan data tersebut akan dibandingkan dengan ekspektasi auditor. Jika ada hasil yang tidak sesuai, mungkin ini suatu indikasi penyimpangan logika atau mekanisme pengendalian.
2.IntegratedTestFacility(ITF)
Adalah suatu pendekatan teknik terotomatisasi yang memungkinkan auditor menguji alur logika dan kendali suatu aplikasi pada saat operasi normal berlangsung.
3.ParallelSimulation(PS)
Pendekatan ini mengharuskan auditor untuk membuat suatu program yang menyimulasikan fungsi utama tertentu dari aplikasi yang sedang diuji.
Sedangkan untuk melakukan pengujian substantif (misalnya detail transaksi atau saldo perkiraan),makaauditordapatmemilihteknik:
1.EmbaddedAuditModule(EAM)
Merupakan suatu teknik dimana satu atau lebih modul program tertentu dilekatkan di suatu aplikasi untuk mencatat secara tersendiri serangkaian transaksi yang telah ditentukan ke dalamfileyangakandibacaolehauditor
2.GeneralizedAuditSoftware(GAS)
Adalah pendekatan yang menggunakan suatu perangkat lunak tertentu yang dimanfaatkan untuk menyeleksi, mengakses, mengorganisasikan data untuk kepentingan pengujian substantif. Pendekatan ini memungkinkan auditor untuk mengakses dan mengambil berbagai file data ke dalam computer untuk kemudian melakukan berbagai pengujian yang diperlukan. Pendekatan ini merupakan teknik yang paling populer karena relatif lebih mudah karena tidak diperlukan kemampuan teknik komputasi yang cukup mendalam.
Apabila dilihat dari sisi proses pengujian logika internal suatu aplikasi, maka teknik test data, ITF, PS dan EAM merupakan teknik-teknik pengujian logika internal aplikasi secara langsung sedangkan teknik GAS merupakan suatu teknik pengujian tidak langsung. GAS disebut dengan teknik pengujian tidak langsung karena lebih cenderung untuk mengambil output dari aplikasi untuk kemudian diolah kembali untuk diuji apakah output itu sesuai dengan kriteria pengujian yang ditentukan.
Ada beberapa Keuntungan menggunakan TABK antara lain adalah:
·       increased or wider scope of investigations, which cannot be done manually; Untuk database yang berisikan ribuan transaksi, yang tidak mungkin dilakukan dengan cara manual, maka TABK sangat membantu untuk memfokuskan audit.
·       increased coverage (covering 100% of the transactions for a year or more); TABK mampu memeriksa 100% seluruh transaksi dalam sebuah database.
·       better information, such as extra analysis or profiling of data; TABK mampu memberikan informasi untuk analisis data dan melihat profil data.
·       saving time; Waktu untuk proses audit lebih cepat dengan bantuakn TABK ini.
Selain mempunyai beberapa keuntungan TABK mempunyai beberapa kekurangan yaitu :
·        dibutuhkan waktu yang lama untuk mempelajari teknik ini.
·        Di perlukan biaya yang besar untuk pelatihan  para staf untuk menggunakan software tersebut, karena untuk menjadi mahir, software-software ini menuntut pengembangan dan pemeliharaan keahlian secara kontinyu.




Dalam praktek audit, terutama audit yang menggunakan sistem informasi berbasis komputer, auditor yang bisa mengoperasikan TABK ini memang sangat diperlukan. Ada beberapa software yang bias digunakan untuk mengoperasikan TABK seperti ACL IDEACA Panaudit PlusMonarch Software dan banyak lagi lainnya, tetapi kebanyakan fungsinya sama, yaitu data interogating.
ACL (Audit Command Language)
Dikembangkan sejak tahun 1970an oleh Prof. Hart J. Will dari Canada dan kemudian dikelola oleh ACL Services Ltd Vancouver, Canada. Dan merupakan Pemimpin pasar dalam teknologi pengambilan data, analisis data, serta pelaporan, (hasil survey tahunan The Institute ofInternalAuditors,USA,2005). ACL juga merupakan Tools yang paling diminati untuk dapat membantu proses analisis data secara interaktif dalam menghasilkan informasi yang tepat guna bagi keperluan pengambilan keputusan yang tepatbagimanajemen.
ACL for Windows (sering disebut ACL) adalah sebuah program untuk membantu
akuntan dalam melakukan pemeriksaan di lingkungan sistem informasi berbasis
komputer atau Pemrosesan Data Elektronik. ACL secara khusus dirancang untuk
menganalisa data, memanipulasi data dan mengekspor data sehingga membuatnya
menjadi lebih berguna bagi auditor.Dengan menggunakan ACL, pekerjaan auditing akan jauh lebih cepat daripada proses auditing secara manual yang memerlukan waktu sampai berjam-jam bahkan sampai berhari-hari.
ACL mampu membaca tipe-tipe data sebagai berikut:
- Flat Sequential
Tipe data ini mengandung baris-baris yang berurutan dengan jarak yang tetap.
Contoh sederhana adalah data buku telepon yang mempunyai nama, alamat
dan nomor telepon yang mempunyai jarak tetap dan berurutan abjad mulai a
sampai z.
- dBASE
ACL secara otomatis mampu mendeteksi data, menganalisa dan memanipulasi
data dBASE. Data ini berasal dari produk-produk pengolahan data base seperti
FoxPro, Visual FoxPro dan Clipper. Jika data berbentuk dBASE maka ACL
langsung dapat memproses menjadi sebuah worksheet.
ACL langsung bisa dioperasikan dengan otomatis beserta definisi tiap fieldnya.
- Text
File data text mengandung hanya karakter-karakter yang dapat dicetak. Huruf
a sampai z dan angka 1 sampai 9, serta beberapa tanda dalam keyboard.
Seringkali nama file menggunakan akhiran .TXT
- Delimited
Banyak file data mengandung field yang tidak mempunyai posisi tetap dalam
record. Tiap field biasanya dipisahkan dengan field lainnya oleh pemisah,
seperti tanda koma atau tanda petik. Seringkali nama file menggunakan
akhiran .DEL
-Print files
File jenis ini biasanya adalah file yang berasal dari hasil (output) sistem
aplikasi yang hendak dicetak. Terkadang ada header, sub header, garis kosong.
Seringkali menggunakan akhiran .TXT
- ODBC
ODBC adalah istilah dari ‘open database connectivity’ , yaitu sebuah standar
file yang bisa digunakan oleh berbagai sistem operasi dengan menggunakan
driver penghubung. Contohnya adalah jika akan mengkases file database dari
Microsoft Access atau Oracle, harus digunakan sebuah driver penghubung
dari ODBC.
Dengan beberapa kemampuan ACL, analisis data akan lebih efisien dan lebih meyakinkan. Berikut ini beberapa kemampuan ACL:
1.      Mudah dalam penggunaan
ACL for Windows, sesuai dengan namanya, adalah perangkat lunak (software) berbasis Windows, di mana sistem operasi Windows telah dikenal bersifat mudah digunakan (user friendly). Kemudahan ini ditunjukkan dengan pengguna hanya meng-click pada gambar-gambar tertentu (icon) untuk melakukan suatu pekerjaan, dan didukung pula dengan fasilitas Wizard untuk mendefinisikan data yang akan dianalisis.


2.      Built-in audit dan analisis data secara fungsional.
ACL for Windows didukung dengan kemampuan analisis untuk keperluan audit/pemeriksaan seperti: analisis statistik, menghitung total, stratifikasi, sortir, index, dan lain-lain.
3.      Kemampuan menangani ukuran file yang tidak terbatas.
ACL for Windows mampu menangani berbagai jenis file dengan ukuran file yang tidak terbatas. Kemampuan untuk membaca berbagai macam tipe data. ACL for Windows dapat membaca file yang berasal dari berbagai format antara lain: Flat sequential, dBase (DBF), Text (TXT), Delimited, Print, ODBC (Microsoft Access database, Oracle), Tape ( ½ inch 9 – track tapes, IBM 3480 cartridges, 8 mm tape dan 4 mm DAT).
4.      Kemampuan mengekspor hasil audit
ACL mempunyai kemampuan untuk mengekspor hasil audit ke berbagai macam format data antara lain: Plain Text (TXT), dBase III (DBF), Delimit (DEL), Excel (XLS), Lotus (WKS), Word (DOC), dan WordPerfect (WP).
5.      Pembuatan Laporan berkualitas tinggi.
ACL for Windows memiliki fasilitas lengkap untuk keperluan pembuatan laporan.
ACL for Windows dapat bekerja menggunakan database relasional modern, di samping tentu saja menggunakan sistem penyimpanan data secara tradisional. Pada sistem legacy, untuk membuat dan memproses data tanpa menggunakan program, sedangkan ACL for Windows memiliki kemampuan untuk mengakses data.
Fitur dan Kemampuan ACL Software Tools
1. Universal Data Access, yaitu dapat mengakses data dari hampir semua jenis database yang ada (DBF, XLS, Text File, report file, Oracle, SQL, DB2, AS/400 FDF, COBOL, dsb) dan semua platform (PC, minicomputer, dan mainframe).
2. Jumlah Data Besar, yaitu kemampuan dalam mengakses dan memproses data dalam jumlah yang sangat besar (hingga ratusan juta record)
3. Kecepatan Waktu Proses, kemampuannya untuk memproses dalam waktu yang singkat walapun data yang diproses dalam jumlah yang besar
4. Integritas Data, dengan kemampuan mengakses database 100% (tanpa metode sampling) serta data yang bersifat ‘Read Only’ yang dapat menjamin orisinalitas, keamanan & integritas data untuk pengolahan menjadi informasi yang bermanfaat bagi user & manajemen.
5. Automasi, pembuatan aplikasi audit yang sangat cepat dan mudah untuk melakukan Automasi Analisis Data untuk efisiensi proses kerja.
6. Multi File Process, dapat digunakan untuk menangani beberapa file sekaligus, tanpa mengganggu operasional Teknologi Informasi yang dijalankan oleh Perusahaan.
7. Log File Navigation, dilengkapi dengan log file untuk pencatatan proses analisis yang telah dilakukan sehingga menghasilkan suatu Audit Trail yang komprehensif.
8. Fungsi Analisis yang Lengkap, dilengkapi fungsi-fungsi analisis yang sangat lengkap yang dapat dengan mudah dikombinasikan dalam menghasilkan temuan-temuan yang tidak pernah terkirakan sebelumnya.
9. Pelaporan yang Handal, kemudahan untuk merancang laporan yang handal sarat informasi yang bermanfaat serta dapat dikirimkan secara otomatis via email atau integrasi ke dalam software aplikasi ‘Crystal Report’
10. IT Audit, kemudahan dalam menguji integritas data dan menganalisis data yang ada di dalam database ataupun menganalisis user-user yang telah masuk kedalam suatu jaringan/network.
Manfaat Menggunakan ACL Software Tools
1. Dapat membantu dalam mengAkses data baik langsung (Direct) kedalam system jaringan ataupun InDirect (tidak langsung) melalui media lain seperti softcopy dalam bentuk Teks file / Report.
2. Menempatkan kesalahan dan potensial “fraud”sebagai pembanding dan menganlisa file-file menurut aturan-aturan yang ada.
3. Mengidentifikasi kecenderungan/gejala-gejala, dapat juga menunjukan dengan tepat/sasaran pengecualian data dan menyoroti potensial area yang menjadi perhatian.
4. Mengidentifikasi proses perhitungan kembali dan proses Verifikasi yang benar
5. Mengidentifikasi persoalan sistem pengawasan dan memastikan terpenuhinya permohonan dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan
6. Menganalisa Account Receivable/Payable atau beberapa transaksi lain dengan menggunakan basis waktu yang sensitive
7.Memulihkan biaya atau pendapatan yang hilang dengan pengujian data pada data-data duplikasi pembayaran, menguji data-data nomor Invoice/Faktur yang hilang atau pelayanan yang tidak tertagih.
8.Menguji terhadap hubungan antara Authorisasi karyawan dengan supplier.
9.Melakukan proses Data Cleansing & Data Matching atau pembersihan data dari data-data duplikasi terutama dari kesalahan pengetikan oleh End-User
10.Dapat melaksanakan tugas pengawasan dan pemeriksaaan dengan lebih fokus, cepat, efisien dan efektif dengan lingkup yang lebih luas dan analisa lebih mendalam. Mengidentifikasi penyimpangan (Fraud Detection) dapat dilakukan dengan cepat dan akurat. Sehingga memiliki waktu lebih banyak alam menganalisa data dan pembuktian.


Software- software yang sejenis dengan ACL yaitu :
1. IDEA (Interactive Data Analysis Software)
Merupakan software audit yang dapat digunakan untuk membuat rekonsiliasi, investigasi kecurangan, internal/operational audit, pemindahan file, mempersiapkan laporan manajemen dan analisis-analisis lainnya, termasuk menelusuri security log.
IDEA adalah software yang powerful dan mudah dioperasikan untuk membantu akunting dan professional keuangan meningkatkan keahlian auditing, mendeteksi kecurangan, dan memenuhi dokumen-dokumen standar. Software ini memungkinkan kita untuk mengimpor data dengan cepat, menyertakan, menganalisa, mengambil sample dan mengekstrak data dari berbagai macam sumber, termasuk laporan yang dicetak dari sebuah file.
Didesain oleh Akuntan untuk Akuntan, IDEA menawarkan sebuah tampilan antar muka yang intuitif termasuk fungsi point dan klik, menu bantuan, toturial dan multi tampilan. Dengan kemampuan ukuran file yang tak terbatas, IDEA dapat mengakses dan menganalisa data yang berukuran besar dalam beberapa detik saja, membebaskan anda untuk menganjurkan manajemen dalam proyek tambahan dan memberikan analisa yang mendalam. Menurut survey, lebih separo dari 100 Kantor Akuntan Publik Besar di Amerika Serikat menggunakan IDEA untuk melakukan analisis data yang diperlukan pada saat melakukan audit.
IDEA adalah sebuah software audit yang dapat membaca data asli yang telah diimpor. Field baru dapat dibuat, walaupun data asli tidak pernah diubah. Tidak seperti Microsoft Access dan Microsoft Excel, yang memungkinkan pengguna untuk melakukan manipulasi data yang telah diimpor yang dapat mengakibatkan kerusakan data akibat pengeditan ataupun penghapusan data.
IDEA juga bekerja secara otomatis memberikan satu macam dari masukan file control keseluruhan dan statistic, yang dapat diperiksa setiap kali file tersebut digunakan. Banyaknya fitur control memberikan jaminan penggunaan sebagai kesatuan dari data yang dianalisis. Kontrol-kontrol tersebut dapat membuat formulir yang cepat, mudah untuk menghasilkan control menyeluruh menghitung record, jumlah uang ataupun total item dari field yang diseleksi ataupun seluruh file, atau beberapa jumlah yang dipertimbangkan oleh auditor.
Penambahan pengeditan field-field dapat ditambahkan pada database untuk komentar, untuk mencocokkan item-item atau untuk mengoreksi data. Anda dapat menambahkan field virtual untuk membuktikan perhitungan-perhitungan dalam sebuah database, melakukan perhitungan-perhitungan baru dan rasio-rasio dari field-field yang ada tanpa database atau untuk mengkonversikan data dari sebuah tife menjadi tife lainnya. Field-field yang dapat diedit, berupa ruang kosong utuk memasukkan komentar atau pernyataan-pernyataan yang disertakan dengan field virtual.
Statistik dapat dihasilkan dari keseluruhan nomor dan field tanggal tanpa sebuah database. Untuk setiap field numeric, nilai-nilainya seperti nilai bersih, maksimum, minimum, dan nilai rata-rata seperti jumlah debet, kredit dan zero value item yang diberikan. Untuk setiap field tanggal, statistic memberikan informasi seperti tanggal terakhir dan harian dan analisis bulanan dari jumlah setiap transaksi-transaksi yang terjadi.
Kegunaan lain bagi kontrol audit adalah IDEA secara otomatis akan menghasilkan catatan sejarah yang merekam setiap proses yang dilaksanakan oleh auditor, menunjukkan jejak audit (audit trail) atau catatan seluruh operasi yang dilakukan pada sebuah database. Informasi ini kemudian disajikan dalam sebuah daftar yang dapat dikembangkan. Sejak catatan sejarah merekam seluruh proses yang dijalankan pada masa lalu dalam sebuah data, pengguna dapat mengidentifikasi bagian-bagian dari informasi yang didapat dari data asli. Setiap pengujian atau fungsi yang dijalankan akan secara otomatis menghasilkan script/kode pemrograman, yang kemudian dapat dicopy dalam IDEAScript editor (IDEAScript adalah sebuah bahasa pemrograman yang kompatibel dengan visual basic). Kode ini dberikan kepada pengguna dengan sebuah record yang dapat dicopy secara mekanis dalam kertas kerja audit.
2. APG (Audit Program Generator)
Waktu, biaya, tenaga, tanggal penyelesaian, adalah semua elemen yang harus diperhitungkan ketika sebuah tim audit membuat perencanaan audit. Langkah pertama dalam perencanaan audit tersebut akan dipersiapkan dalam sebuah daftar perencanaan audit.
APG memungkinkan tim audit mempersiapkan daftar perencanaan audit mereka. APG memungkinkan tim audit untuk menambah, menghapus atau melakukan modifikasi item-item individual dalam daftar perencanaan audit untuk menyesuaikan antara pekerjaan auditor dengan keperluan klien mereka.
Daftar perencanaan audit dari APG termasuk item-item untuk menetapkan:
· Persetujuan penerimaan tugas
· Persetujuan personel audit terhadap perikatan audit
· Tingkat independensi
· Pengetahuan terhadap kesatuan usaha
· Taksiran kemampuan audit
· Surat Perikatan
· Taksiran risiko audit dan tingkat materialitas
· Taksiran risiko pengendalian
· Tindakan-tindakan melanggar hukum
· Tingkat kesalahan dan ketidakpatuhan
· Prosedur analitikal
· Strategi audit dan program audit
APG dapat membantu dalam memenuhi standar auditing, mempertimbangkan struktur pengendalian internal dalam sebuah laporan keuangan auditan. Standar auditing mengharuskan auditor mendapatkan pemahaman terhadap tiga elemen dari struktur pengendalian dan apakah kebijakan-kebijakan yang relevan, prosedur-prosedur dan catatan-catatan yang mendasar telah diterapkan pada perusahaan yang diaudit.
Daftar perencanaan berfungsi sebagai sebuah kontrol untuk memastikan bahwa semua bagian struktur pengendalian internal telah diperiksa, dan ini menjadi bagian pertama dari peralatan APG mengacu kepadanya.
Untuk itu, maka pada APG disediakan sebuah form berisikan daftar pertanyaan untuk mengetahui tingkat pengendalian internal pada perusahaan yang diaudit. Untuk penggunaan daftar pertanyaan tersebut secara efektif, maka auditor harus merecord tanggapan-tanggapan untuk pertanyaan-pertanyaan dan pekerjaan yang dilakukan untuk melihat bahwa prosedur-prosedur yang diidentifikasi merupakan kondisi aktual pada perusahaan yang diaudit. Dalam banyak kasus, sebuah referensi dari kertas kerja dimana sebuah hasil pemeriksaaan disimpan, akan menjadi kebutuhan penting dalam audit.
Setelah melengkapi daftar pertanyaan tersebut, berikutnya APG akan mendesain tahapan demi tahapan yang mendasari dalam pembuatan keputusan auditor seperti misalnya : taksiran risiko pengendalian pada tingkat maksimum, dan bagaimana mengurangi beberapa taksiran risiko. Dalam lembar kasus, auditor dapat mendesain pengujian-pengujian khusus dalam bagian pengendalian internal dari program untuk memberikan jaminan bahwa pengendalian dapat dipercaya untuk mengurangi risiko pengendalian dibawah tingkat maksimum sebagai fungsi aktual untuk asersi laporan keuangan tertentu.
Setelah dapat mengembangkan perencanaan untuk auditnya, keuntungan dari sebuah perikatan audit dari struktur pengendalian, dibuat sebuah taksiran risiko pengendalian, dan membuat beberapa analisis finansial pendahuluan. Berikutnya, auditor siap untuk mengerjakan pengaturan dari perencanaan audit, dan program pengujian substantive.
Program audit akan dijilid untuk setiap perikatan audit. Setiap perikatan tersebut berbeda dan meminta auditor untuk menggunakan keahlian professional mereka untuk memformulasikan tahapan-tahapan audit yang dibutuhkan untuk memberikan ukuran yang jelas, tingkat materialitas, dan tingkat objektivitas auditor sebagai factor-faktor yang perlu dipertimbangkan.
Program audit akan dijilid untuk setiap perikatan audit. Setiap perikatan tersebut berbeda dan meminta auditor untuk menggunakan keahlian professional mereka untuk memformulasikan tahapan-tahapan audit yang dibutuhkan untuk memberikan ukuran yang jelas, tingkat materialitas, dan tingkat objektivitas auditor sebagai faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan.
Hal tersebut sangat sulit dan waktu yang dikonsumsi untuk mengembangkan program audit sejak awal untuk masing-masing perikatan audit yang baru. Dan seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa APG dapat membantu pembuatan perancangan program audit sejak awal mula atau menyediakan langkah-langkah yang diusulkan untuk melakukan modifikasi terhadap kondisi-kondisi yang tertentu pada klien.
APG telah didesain untuk dimulai dengan lima asersi:
· Keberadaan atau keterjadian
· Kelengkapan
· Hak dan kewajiban
· Penilaian atau pengalokasian,
· Penyajian dan pengungkapan
Kegunaan lain dari APG adalah dapat digunakan untuk meninjau daftar pengungkapan dan tingkat kepatuhan terhadap perpajakan. Hal ini dapat membantu auditor memastikan bahwa laporan keuangan memenuhi semua unsur pengungkapan dan bahwa perusahaan klien telah mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku.
3. Microsoft Excel
Software lain yang kemungkinan digunakan oleh Kantor Akuntan Publik dalam melakukan audit berbantuan computer adalah dengan menggunakan Microsoft Excel. Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa Microsoft Excel adalah program aplikasi spreadsheet yang paling populer saat ini.
Dengan kemampuannya membaca file database seperti DBF dan MDB, serta ditambah dengan dukungan fungsi-fungsi/formula-formula yang ada, maka dapat dikatakan bahwa Microsoft Excel juga dapat dijadikan sebagai software GAS.
Dengan memilih menggunakan Microsoft Excel sebagai GAS, maka berarti Kantor Akuntan Publik yang bersangkutan telah melakukan efisiensi biaya. Hal ini karena Microsoft Excel adalah program aplikasi yang cukup populer, yang dapat dipastikan ada pada setiap PC, terlepas dari apakah software tersebut asli atau bajakan.
Cara kerja audit berbantuan computer dengan Microsoft Excel sebenarnya hampir sama dengan software GAS yang lain, yaitu setelah file data diimpor atau disalin, maka selanjutnya dapat dilakukan pengolahan/manipulasi data sesuai keperluan audit yang dilakukan, tentunya dengan menginputkan formula-formula yang diperlukan.
Sekalipun demikian, tetap harus diakui bahwa penggunaan Microsoft Excel untuk audit tetap memiliki kekurangan dibandingkan dengan paket software yang memang dikhususkan untuk audit. Hal ini karena file yang telah diimpor atau disalin bukanlah jenis file read only sehingga sangat rentan kesalahan yang diakibatkan kesalahan pengetikan dan pengeditan yang dilakukan. Keterbatasan lainnya adalah keterbatasannya dalam mengenali dan membaca file sumber data, jika dibandingkan dengan program seperti ACL dan IDEA yang mempunyai kemampuan membaca file dalam banyak tife/ekstensi.
4. AUDIT-Easy
Adalah software yang digunakan untuk mengembangkan dan melakukan audit kepatuhan internal dan eksternal.
5. EZ-R Stats
Adalah software audit dengan beberapa kegunaan sebagai berikut:
· Mengidentifikasi duplikasi, selisih-selisih, jumlah populasi, klasifikasi dan stratifikasi data, univariate statistik, menentukan ukuran sample, persentil/quartile, histogram, dan lainnya.
· Menentukan prosedur-prosedur seperti misalnya test Hukum Benford (Benford’s Law) besaran nilai kumulatif moneter sampling, interval sampling,cross tabulasi,
· Dapat digunakan untuk melakukan beberapa pengujian statistik seperti Chi Square, pemeriksaan nomor kartu kredit, penyusunan nomor keatas dan kebawah.
· Menghasilkan grafik – histogram, garis trend, grafik pareto, dan lain-lain.
6. QSAQ
Software ini digunakan untuk menjadwalkan, mengelola analisis dan mengadakan internal audit, penilaian, pengujian dan pemeriksaan. Software ini didesain untuk mengorganisasikan, melangsungkan, mendokumentasikan, dan melaporkan dalam internal audit dan eksternal audit.
7. Random Audit Assistant
Adalah software untuk mendapatkan sample audit yang valid dari batasan audit yang telah ditetapkan.
8. RAT-STATS
Adalah paket software statistik yang didesain untuk membantu auditor dalam menetapkan sample audit secara acak dan mengevaluasi hasilnya.
9. Auto Audit
Software ini merupakan sistem informasi audit yang terintegrasi. Software ini memungkinkan departemen audit untuk menyelesaikan pekerjaan mereka dalam satu database. Dengan fasilitas untuk menaksir risiko, perencanaan, penjadwalan, kertas kerja, dan lainnya, maka menggunakan software ini merupakan pilihan yang tepat untuk mengelola sebuah departemen audit.
10. GRC on Demand
Adalah software dengan kegunaan untuk manajemen pengendalian keuangan, otomatisasi audit, risiko manajemen, teknologi informasi pemerintahan.


Lembaga – lembaga yang menggunakan ACL dalam kurikulum atau silabus yaitu
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Unair untuk mata kuliah Pengauditan PDE. STIE Perbanas Surabaya untuk mata kuliah Pengauditan EDP Auditing. Universitas Kristen Petra untuk mata kuliah Audit Sistem Informasi.


Website / Blog untuk mendownload software ACL dan tutorialnya :



Sitem Informasi Audit dengan menggunakan ACL
By Rahmawati Noor Hidayah
ACL merupakan sebuah program untuk membantu auditordalam melakukan pemeriksaan di lingkungan sisteminformasi berbasiskomputer atau Pemrosesan Data Elektronik yang dikembangkan pertama kali oleh Prof. Hart J. Will pada tahun 1970an dari Canada. ACL dapat mengerjakan berbagai tipe format data. Data yang dihasilkan oleh komputer, disimpan dalam karakter-karakter yang disebut byte. ACL sangat berguna bagi seorang Auditor karena dengan adanya ACL pekerjaan auditor menjadi lebih cepat sebelum menggunakan ACL audit terhadap data keuangan/operasi hanya secara sampling, namun dengan bantuan ACL software ini keseluruhan database dapat dianalisis sehingga audit yang dilakukan bersifat komprehensif, ACL telah dikembangluaskan dengan fungsi untuk memenuhi kebutuhan analisis data seluruh aktivitas bisnis operasional di dalam perusahaan, Di antaranya di bidang Audit untuk analisis data, pencocokan & pembandingan data, laporan penyimpangan, dsb; bidang IT (Information Technology) untuk data migration, data cleansing, data matching, data integrity testing; selain itu juga untuk analisis, konsolidasi, rekonsiliasi data dan pelaporan pada divisi lain seperti Keuangan, Pemasaran, Distribusi, Operasional, dan lain sebagainya. Karena ACL hanya bersifat “read only ” sehingga keamanan data dapat terjamin dengan baik sebab ACL tidak dapat merubah data yang ada. ACL mampu menangani berbagai jenis file dengan ukuran file yang tidak terbatas dan mempunyai fasilitas yang lengmkapuntuk pembuatan laporan. Walaupun manfaat yang didapatkan dengan menggunakan software ACL sangat banyak namun karena biaya yang dikeluarkan sangat besar sehingga masih banyak kantor akuntan yang menggunakan software ini. Hal inilah yang menjadi kendala para auditor dalam menggunakan Teknik Audit Berbantuan Komputer, selain itu apabila ingin menggunakan TABK haruslah melakukan pengembangan yang kontinyu kepada para staf yang akan menggunakan software tersebut yang tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit.



AUDIT SISTEM INFORMASI


PENGENDALIAN  INTERNAL

a. Pengertian Internal
Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan sasarannya. Kebijakan dan prosedur tersebut sering kali disebut sebagai pengendalian, dan secara kolektif akan membentuk suatu pengendalian internal
Tujuan Pengendalian Internal
Berdasarkan definisi tersebut dapat dilihat bahwa sistem pengendalian intern bertujuan untuk :
1. Menjaga kekayaan organisasi
2. Memeriksa ketelitian dan keandalan data akuntansi.
3. Mendorong efisiensi operasional.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
Menurut tujuannya, sistem pengendalian intern terbagi menjadi dua macam yaitu :
1. Pengendalian Intern Akuntansi (internal accounting control) yang meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang di koordinasikan terutama untuk menjaga harta kekayaan perusahaan dan mengecek keandalan data akuntansi.
2. Pengendalian Intern Administrasi (internal administration control) yang meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen .

b.   Tujuan Pengendalian Internal bagi Organisasi
Asumsi COSO, bahwa entitas telah menetapkan sendiri tujuan dari aktivitas operasinya. Namun COSO mengidentifikasikan tiga tujuan utama dari entitas, antara lain :
1.      Efektivitas dan efisiensi operasi
2.      Keandalan laporan keuangan
3.      Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku


 A. PEMAHAMAN PENGENDALIAN UMUM

Pengendalian umum pada perusahaan biasanya dilakukan terhadap aspek fisikal maupun logikal. Aspek fisikal, terhadap aset-aset fisik perusahaan, sedangkan aspek logikal biasanya terhadap sistem informasi di level manajemen (misal: sistem operasi). Pengendalian umum sendiri digolongkan menjadi beberapa, diantaranya adalah:
   1.       Pengendalian organisasi dan otorisasi.
Yang dimaksud dengan organisasi disini adalah secara umum terdapat pemisahan tugas dan jabatan antara pengguna sistem (operasi) dan administrator sistem (operasi). Disini juga dapat dilihat bahwa pengguna hanya dapat mengakses sistem apabila memang telah diotorisasi oleh administrator.
   2.       Pengendalian operasi.
Operasi sistem informasi dalam perusahaan juga perlu pengendalian untuk memastikan sistem informasi tersebut dapat beroperasi dengan baik selayaknya sesuai yang diharapkan.
   3.       Pengendalian perubahan.
Perubahan-perubahan yang dilakukan terhadap sistem informasi juga harus dikendalikan. Termasuk pengendalian versi dari sistem informasi tersebut, catatan perubahan versi,serta manajemen perubahan atas diimplementasikannya sebuah sistem informasi.
   4.      Pengendalian akses fisikal dan logikal.
Pengendalian akses fisikal berkaitan dengan akses secara fisik terhadap fasilitas-fasilitas sistem informasi suatu perusahaan, sedangkan akses logikal berkaitan dengan pengelolaan akses terhadap sistem operasi sistem tersebut (misal: windows).
Contoh Pengendalian Umum
        Pengendalian umum juga dapat diartikan sebagai pengendalian yg tidak terkait langsung ke   suatu aplikasi tertentu
     Misalnya adalah contoh ATM diatas, kententuan bahwa masuk ke ruang ATM tidak boleh memakai helm. Adanya CCTV di ruang ATM dan ketentuan adanya satpam di situ adalah dapat dikategorikan dengan pengendalian umum (ketentuan-ketentuan tidak langsung dengan transaksi pengambilan uang dimesin ATM).
Ruang Lingkup Pengendalian Umum
·         Ruang lingkup yg termasuk dalam pengendalian umum (pengendalian perspektif manajemen) diantaranya adalah:
      Pengendalian manajemen puncak (top management controls)
      Pengendalian manajemen pengembangan sistem (information system management controls).s).
      Pengendalian manajemen sumber data (data resources management controls).
      Pengendalian manajemen operasi (opera5ons management controls).
      Pengendalian manajemen keamanan (security administra5on management controls).
      Pengendalian  manajemen jaminan kualitas (quality assurance management control

·         Unsur Pengendalian Umum
Dari beberapa pengendalian umum tersebut berdasarkan ruang lingkup maka yg akan dibahas adalah:
      Pengendalian Management Operasi (Operational Management Controls)
      Pengendalian Manajemen Keamanan (Security Management Controls)
·         Operational Management Controls
Pengendalian manajemen operasi merupakan jenis pengendalian internal yg didesain untuk mengelolah sumber daya dan operasi IT pada suatu organisasi. Pembagian tugas yg baik bagi suatu organisasi yg menggunakan system berbasis teknologi informasi.
      Pemisah tugas dan fungsi
      Pengendalian personil
      Pengendalian perangkat keras
      Pengendalian jaringan
      Manajemen operasi
·         Security Management Controls
Menjamin agar asset system informasi tetap aman. Aset sumber daya informasi mencakup fisik (perangkat mesin dan fasilitas penunjangnya) serta asset tak berwujud (non fisik, misalnya data/informasi dan program alikasi computer).
      Kebijakan keamanan IT (IT security policy)
      Beberapa aspek serangan potensial
      Mitos-mitos seputar keamanan computer
      Kebijakan keamanan computer
      Personil dan kebijakan keamanan komputer

B. PENGENDALIAN APLIKASI

        Pengendalian aplikasi (application controls) adalah sistem pengendalian intern komputer yang berkaitan dengan pekerjaan atau kegiatan tertentu yang telah ditentukan (setiap aplikasi berbeda karateristik dan kebutuhan pengendaliannya). Misalnya komputerisasi kepegawaian tentu berbeda resiko dan kebutuhan pengendaliannya dengan sistem komputerisasi penjualan, apalagi bila sistem penjualan tersebut didesain web-based atau E-Commerce.’
Contoh Pengendalian  Aplikasi
         Pengendalian aplikasi disebut juga pengendalian transaksi, karna didesain berkaitan dengan transaksi pada aplikasi tertentu.
         Misalnya apabila nasabah akan mngnambiluang di ATM, setelah memasukan kartu anda diminta PIN, atau setelah memasukan nilai uang yg akan diambil, ATM akan mengecek apakah saldo cukup, atau jumlahnya diijinkan sesuai dengan mengecek apakah saldo cukup, atau jumlah diijinkan sesuai dengan ketentuan bank. Pengendalian berupa PIN dan limit pengambalian uang tersebut hanya berlaku di ATM, tidak berlaku di kegiatan lain.
Pengendalian Aplikasi Terdiri Dari :
a).   Pengendalian masukan atau input controls.
b).   Pengendalian proses pengolahan data atau process controls.
c).   Pengendalian keluaran atau output controls.
Unsur Pengendalian Aplikasi
Terdapat beberapa unsur dalam pengendalian aplikasi, pengendalian aplikasi pada dasarnya terdiri dari:
·         Pengendalian Batas System (Boundary Controls)
Boundary adalah interface antara user dengan system berbasis teknologi informasi. Tujuannya untuk mengenal identitas dan otentik/tidaknya pemakai system, artinya suatu system yg didesain dengan baik seharusnya dapat mengidentifikasi dengan tepat siapa users tersebut, dan apakah identitas dirinya yg dipakainya otentik.
Contoh:
      Otoritas akses ke system aplikasi
      Identitas dan otentitas pengguna

·         Pengendalian Masukan (Input Controls)
Pengendalian masukan (input controls) dirancang dengan tujuan untuk mendapat keyakinan bahwa data transaksi input adalah valid, lengkap, serta bebas dari kesalahan dan penyalahgunaan.
·         Pengendalian Proses Pengolahan Data ( Process controls)
Pengendalian atas pemrosesan (processing controls) adalah pengendalian yang dilaksanakan setelah data memasuki sistem dan program-program aplikasi mengolah data tersebut, yang bertujuan untuk memperoleh jaminan adanya pemrosesan data yang lengkap dan akurat ke dalam sistem serta untuk mencegah atau mendeteksi kesalahan
Contoh
Dari pengendalian input:
– Otoritas dan validasi masukan
– Transmisi dan konversi data
– Penanganan kesalahan
·         Pengendalian keluaran (output controls)
Ialah pengendalian intern untuk mendeteksi jangan sampai informasi yang disajikan tidak akurat, tidak lengkap, tidak mutakhir datanya, atau didistribusikan kepada orang-orang yang tidak berwenang.
Metode pengendalian bersifat :
      preventive objective misalnya perlunya disediakan tabel laporan: Jenis laporan, periode laporan dan siapa pengguna serta check list konfirmasi tanda terima oleh pengguna.
      detective objective misalnya cek antar program pelaporan, evaluasi keakurasian pelaporan perlu didesain dengan sungguh-sungguh.
      corrective objrctive misalnya prosedur-prosedur klaim ketidapuasan pelayanan, tersedianya help desk dan contact person, persetujuan denganuser mengenai sevice level yang disepakati.
·         Pengendalian file / database (file /database controls)
Sumber data berhubungan erat dengan pengendalian data/file/database aplikasi. Tiap-tiap aplikasi bisa menambahkan kebutuhan spesifiknya, misalnya menyangkut :
      Akses database (access controls) yang spesifik pada file aplikasi
      Existence controls dilihat dari sudut pandang atau lingkup aplikasi saja.


   Daftar Pustaka:
https://www.kompasiana.com/desifaks/audit-atas-pengendalian internal_56518137ae7a61b807fae534
http://makjegagik.blogspot.co.id/2012/05/pengendalian-umum-dan-aplikasi.html
http://makjegagik.blogspot.co.id/2012/05/pengendalian-umum-dan-aplikasi.html
http://wsilfi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/43472/AUDIT-Sistem-Informasi.pd
https://wijasalawa.wordpress.com/2011/01/21/pengendalian-aplikasi-pada-komputer-auditing/



AUDIT SISTEM INFORMASI KOMPUTERISASI AKUNTANSI

Pengertian Audit Sistem Informasi
Pengertian Audit menurut Arens, et al. (2003) yang diterjemahkan oleh Kanto Santoso, Setiawan dan Tumbur Pasaribu:

”Audit adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti tentang informasi ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian informasi ekonomi tersebut dengan kriteriakriteria yang telah ditetapkan, dan melaporkan hasil pemeriksaan tersebut”.

Audit Sistem Informasi adalah sebuah proses yang sistematis dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti untuk
menentukan bahwa sebuah sistem informasi berbasis komputer yang digunakan oleh organisasi telah dapat mencapai tujuannya.

Dampak Komputer dalam audit
Pada saat komputer pertama kali digunakan, banyak auditor mempunyai pemikiran bahwa proses audit akan harus banyak mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan penggunaan teknologi komputer. Ada dua utama yang harus diperhatikan dalam audit atas pemrosesan data elektronik, yaitu pengumpulan bukti (evidence collection) dan evaluasi bukti (evidence evaluation).
Proses keandalan pengumpulan bukti dalam sebuah sistem yang terkomputerisasi seringkali akan lebih kompleks daripada sebuah sistem manual. Hal ini terjadi karena auditor akan berhadapan dengan keberadaan sebuah pengendalian internal pada sebuah sistem informasi berbasis komputer yang kompleks karena teknologi yang melekat dan sangat berbeda dengan pengendalian sistem manual. Sehingga sebuah sistem informasi berbasis komputer secara alamiah mempunyai inherent risk yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemrosesan manual.
Sebagai contoh dalam sebuah proses data memerlukan seperangkat pengendalian yang memang berbeda karena kondisi alamiah yang melekatinya. Atau dalam proses pengembangan sebuah sistem, maka diperlukan pengendalian lewat berbagai testing program yang mungkin tidak ditemui dalam sistem manual. Untuk itu auditor harus mampu memahami pengendaliannya untuk dapat memperoleh keandalan sebuah bukti yang kompeten. Namun malangnya, memahami pengendalian dalam sebuah sistem yang berbasis teknologi sangatlah tidak mudah. Perangkat keras maupun lunak terus berkembang secara cepat seiring perkembangan teknologi. Sehingga selalu ada kesenjangan waktu antara teknologi yang dipelajari oleh auditor dengan perkembangan teknologi yang cepat. Sebagai contoh, dengan meningkatnya penggunaan transmisi komunikasi data, maka auditor paling tidak juga harus memahami prinsip-prinsip kriptografi (penyandian) dalam sebuah jaringan yang terintegrasi.
Bukti audit dalam sistem informasi akuntansi berbasis komputer seringkali berupa angka-angka digital, dan kadangkala sulit dalam penelusurannya karena tidak berbentuk fisik seperti di lingkungan manual. Dokumen-dokumen konvensional (hardcopy) yang bersifat verifiable evidence dan mengarah ke paperless office. Dokumen atau hardcopy bukan lagi menjadi bagian utama untuk tujuan pencatatan. Dokumen-dokumen tersebut digantikan dengan sinyal kode binarydigit dalam bahasa komputer yang intangible.

Interaksi keahlian dalam Audit Sistem Informasi
Audit Sistem Informasi bukan hanya sekedar perluasan dari traditional auditing (manual auditing). Kebutuhan akan audit sistem informasi beranjak dari dua hal, yaitu: Pertama, auditor menyadari bahwa komputer berpengaruh dalam fungsi atestasi yang mereka lakukan. Kedua, organisasi dan manajemen menyadari bahwa sistem informasi komputer merupakan sumberdaya yang bernilai sehingga perlu adanya pengendalian seperti halnya sumberdaya lain dalam organisasi.
Traditional Auditing memberikan pengetahuan dan pengalaman tentang teknik pengendalian internal di sebuah sistem informasi. Beberapa pengendalian yang dilakukan dalam audit tradisional dapat dilakukan secara langsung dalam pengendalian di lingkungan PDE. Metodologi umum untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang digunakan pada lingkungan PDE berasal dari audit tradisional. Auditor yang berpengalaman dan dengan tambahan pemahaman pengetahuan tentang komputer akan lebih mudah menerapkan logika pengendalian internal yang tradisional ke basis computer.
Banyak kejadian ketika awal penerapan sebuah sistem pemrosesan data elektronik terjadi banyak kecelakaan. Seringkali memerlukan biaya yang sangat tinggi dan sering pula terjadi kegagalan dalam pencapaian tujuan. Hal ini karena belum adanya manajemen sistem informasi yang baik pada saat itu. Sebuah Information System Management akan menghasilkan cara-cara penerapan sistem informasi berbasis komputer pada perusahaan dengan lebih baik melalui tahap-tahap pengembangan sistem, seperti: analisis sistem, perancangan sistem, programming, testing, implementation dan kemudian operasional serta pemantauan dan evaluasinya.
Pengetahuan teknik mengenai ilmu komputer sangat penting agar dapat menghasilkan kemampuan sistem informasi berbasis komputer yang dapat digunakan untuk safeguard assets, integritas data, efektifitas dan efisiensi. Teknologi komputer yang berkembang pesat dengan munculnya e-commerce, e-business, dan sebagainya akan membawa pengaruh besar kepada perkembangan teknologi informasi. Kegagalan penerapan sistem informasi berbasis komputer di banyak organsiasi seringkali juga karena masalah perilaku organisasional, yang terkadang sering diabaikan dalam pengembangan sistem informasi. Kegagalan tersebut dikarenakan oleh adanya resistance to change yang berasal dari pihak-pihak yang terkena dampak penerapan sistem informasi berbasis komputer.

Penjelasan Audit Sistem Informasi
Simulasi sejajar (parallel simulation) adalah suatu teknik audit yang membandingkan pengolahan data yang dilakukan oleh dua program dengan tujuan untuk memperoleh keyakinan bahwa kedua program tersebut menghasilkan keluaran yang sama (identik). Data yang digunakan dalam pengujian ini bisa berupa data transaksi yang sebenarnya ataupun data tiruan(dummy data). Kedua program dalam simulasi paralel ini seharusnya sama, tentunya apabila belum ada modifikasi terhadap program yang diperiksa. Dengan teknik simulasi paralel inilah auditor dapat mengetahui apakah terjadi perubahan terhadap program yang tengah di audit.
Dari kedua program yang diperbandingkan tersebut, program yang pertama adalah program yang diuji oleh auditor yang merupakan program yang biasa digunakan di dalam operasi. Program ini disebut pula dengan istilah production program. Sementara itu program yang kedua merupakan salinan program asli yang akan digunakan oleh auditor. Salinan program tersebut biasanya disimpan di dalam di perpustakaan, dan auditor memperolehnya dari kepala bagian kepustakaan (librarian).

o Pengujian dengan Data Simulasi
Teknik ini dianggap paling efektif. Pemeriksa dapat langsung memeriksa sistim pengolahan dengan menggunakan transaksi simulasi sebagai bahan pengujian. Beberapa program aplikasi diuji kemampuannya dalam memproses data hingga dapat diketahui apakah program berjalan secara benar atau ditemukan kesalahan atau penyimpangan. Pemeriksa membuat simulasi pemrosesan dengan memanfaatkan program yang disusun oleh pemeriksa, yaitu suatu model aplikasi yang dipakai secara rutin. Hasil pemrosesan simulasi ini kemudian dibandingkan dengan hasil pemrosesan sesungguhnya yang telah dilakukan oleh objek pemeriksaan. Dari hasil perbandingan tersebut akan diketahui apakah program/sistem yang dipakai telah benar atau terdapat kesalahan/penyimpangan.

o Tracing
Pentrasiran (tracing) adalah suatu teknik audit yang memungkinkan bagi auditor untuk melakukan penelusuran terhadap aplikasi PDE. Pemeriksa dapat melakukan penelusuran terhadap suatu program/sistem aplikasi untuk menguji keandalan kebenaran data masukan dalam pengujian ketaatan, pemeriksa mencetak daftar instruksi program yang dijalankan sehingga dapat ditelusuri apakah suatu instruksi telah dijalankan selama proses. Dari analisis terhadap hasil pelaksanaan instruksi tersebut, auditor dapat memahami dan mengevaluasi urutan-urutan (arus) dari suatu transaksi sebagaimana pentrasiran dalam sistem pengolahan data secara manual.
Kebaikan Tracing
Kebaikan dari tracing adalah sebagai berikut:
1. Tracing memungkinkan bagi auditor untuk mengidentifikasikan apakah suatu instruksi tertentu atau langkah-langkah pemrosesan suatu aplikasi komputer telah dijalankan selama memproses transaksi tersebut. Bukti ini dapat diuji ketaatannya dengan membandingkannya dengan kebijakan dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.
2. Tracing dapat digunakan baik pada data yang sebenarnya (live data) maupun pada data uji (test data).
Kelemahan Tracing
Tracing juga mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut:
1. Tracing mengharuskan auditor untuk hal-hal sebagai berikut:
a. Untuk memahami bahasa pemrograman dari program aplikasi satuan usaha yang diperiksanya.
b. Untuk mempelajari rincian dari suatu program.
c. Untuk melaksanakan prosedur penelusuran (trasir).
d. Untuk menganalisis hasil-hasilnya yang mungkin memakan waktu.
2. Tracing dapat dikatakan mahal untuk digunakan karena banyaknya waktu yang diperlukan oleh komputer dan auditor untuk menyelesaikan analisis yang diperlukan. Oleh sebab itu sebaiknya teknik ini dilakukan bila sangat diperlukan untuk menelaah kode dan eksekusi secara rinci.

o Mapping
Mapping merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menunjukkan bagian mana dari suatu program yang dapat dimasuki pada waktu program tersebut dijalankan. Hal ini dilakukan dengan menunjukkan bagian mana dari program tersebut yang berfungsi dan bagian mana yang tidak dapat dijalankan. Dengan cara ini dapat diperoleh keuntungan pemisahan kode komputer yang tidak digunakan dan pemisahan bagian-bagian mana yang mungkin akan digunakan oleh orang-orang yang tidak berhak.
Kebaikan dari mapping antara lain adalah sebagai berikut:
1. Begitu mapping dikembangkan maka sangat mudah untuk diimplementasikan.
2. Mapping menghubungkan auditor pada pernyataan-pernyataan program yang tidak dijalankan (tidak dieksekusikan), yang mungkin berupa kode-kode yang tidak dikehendaki seperti kode-kode yang tidak sah yang disisipkan oleh pemrogram.
3. Mapping dapat meningkatkan efisiensi operasi komputer melalui identifikasi dan selanjutnya penghapusan kode yang tidak digunakan.
Sementara itu kelemahan utama teknik ini adalah:
1. Biaya untuk memperoleh piranti lunak cukup tinggi.
2. Waktu yang diperlukan cukup lama untuk menggunakan teknik ini.
Kata embedded menyiratkan adanya sesuatu yang dilekatkan pada sesuatu yang lain. Dalam embedded audit modules suatu kode program tertentu yang dapat melaksanakan fungsi-fungsi audit “dilekatkan” bersama dengan sistem PDE yang bersangkutan. Embedded audit modules dapat berbentuk sebagai berikut:
- Modul yang terdiri dari prosedur-prosedur yang diaktifkan oleh auditor secara periodik. Sebagai contoh misalnya modul pemilihan konfirmasi yang digabungkan dengan program pembebanan (billing) secara bulanan.
- Modul pemeriksaan yang memungkinkan bagi auditor untuk secara terus-menerus memantau hal-hal tertentu dari suatu program. Sebagai contoh misalnya modul audit yang memantau pelanggaran terhadap pengendalian atau kesalahan yang melebihi batas yang dapat ditolerir. Teknik yang biasanya digunakan adalah system control audit review file (SCARF) dansample audit review file (SARF).
- Modul yang menggunakan catatan-catatan transaksi yang diperluas (extended). Sebagai contoh misalnya akumulasi dari seluruh transaksi yang berkaitan dengan akun pelanggan tertentu selama suatu periode tertentu. Tujuannya adalah untuk menentukan bahwa faktur, kredit dan pembayaran kasnya telah dicatat dan diakumulasikan dengan benar.
- Audit log, yaitu mekanisme pencatatan hasil observasi terhadap operasi pengolahan data yang dimaksudkan untuk tujuan analisis. Pada waktu-waktu tertentu auditor dapat menampilkan isi dari audit log tersebut atau menggunakan komputer tersebut untuk melakukan analisis terhadap data untuk tujuan penyelidikan.
Jenis-jenis data yang dapat dikumpulkan dalam audit log antara lain adalah sebagai berikut:
a. Usaha-usaha yang telah dilakukan oleh seseorang untuk melanggar kata sandi (password).
b. Akses terhadap file-file data secara tidak sah.
c. Usaha untuk mengakses file audit log itu sendiri, dan sebagainya.

o Snapshot
Snapshot adalah suatu teknik yang “memotret” transaksi pada waktu transaksi tersebut melewati sistem (diproses). Teknik ini memberikan peluang bagi auditor untuk menelaah isi dari memori komputer atau unsur-unsur database serta untuk menguji perhitungan seperti penyusutan dari berbagai metode yang ada untuk beberapa jenis aktiva yang berbeda. ‘Potret’ tersebut kemudian dicetak untuk dianalisis lebih lanjut oleh auditor yang bersangkutan.
Kebaikan Snapshot
Kebaikan dari snapshot adalah sebagai berikut:
1. Teknik ini membatasi cetakan (printout) sehingga perhatian dapat dipusatkan pada data yang diperlukan saja.
2. Teknik ini sangat membantu personil sistem dan pemrograman dalam mencari atau memeriksa kesalahan (debugging) suatu aplikasi.
3. Teknik snapshot sangat efektif apabila digunakan bersama-sama dengan teknik-teknik data uji, integrated test facility atautracing guna menentukan hasil dari pemrosesan untuk setiap jenis pengujian transaksi yang dilakukan.
Kelemahan Snapshot
Beberapa kelemahan yang ada dalam teknik snapshot adalah sebagai berikut:
1. Agar dapat digunakan secara efektif, teknik snapshot memerlukan tenaga profesional di bidang pengolahan data.
2. Teknik snapshot mungkin agak susah untuk mengantisipasikan seluruh kondisi dan logic yang sangat penting dalam proses pemrograman.
3. Teknik snapshot merupakan pemrograman khusus sehingga mungkin memerlukan biaya yang cukup besar.

o Base Case System Evaluation
Base Case System Evaluation (BCSE) adalah teknik yang lebih menyeluruh dibandingkan dengan teknik data uji ataupun teknik integrated test facility. Hal ini disebabkan karena BCSE menggunakan bentuk data yang distandardisasikan (masukan, parameter dan keluaran) dalam menguji suatu aplikasi komputer, baik sebelum maupun sesudah implementasinya.
Istilah base-case menunjukkan mengenai seperangkat pengujian transaksi yang menyeluruh, baik yang sah maupun yang tidak, yang disiapkan oleh para pemakai dalam membantu auditor. Dengan kata lain teknik ini menghendaki keterlibatan yang mendalam dari para pemakai. Hal ini tentunya menimbulkan persoalan independensi pemeriksa, disamping kelemahan lain seperti peningkatan biaya pengembangan sistem.
Kebaikan dari BCSE adalah sebagai berikut:
1. Karena partisipasi pemakai yang besar dalam seluruh fase pengembangan maupun proses modifikasinya, aplikasi komputer yang bersangkutan sesuai dengan kebutuhan pemakai sehingga kemungkinan besar berfungsi sebagaimana dikehendaki. Hal ini juga akan meningkatkan efektifitas dan mengurangi pemborosan.
2. Karena adanya program yang built-in untuk membandingkan file demi file serta kode, maka diperlukan usaha dan waktu yang lebih sedikit untuk melakukan verifikasi sistem dengan hasil yang lebih akurat. Hal ini juga berkaitan dengan peningkatan efektifitas dan pengurangan pemborosan.
3. Penggunaan data yang telah distandardisasikan memungkinkan bagi auditor untuk menguji dan melakukan verifikasi terhadap aplikasi komputer secara efisien.

o Job Accounting Analysis
Beberapa produsen komputer mainframe juga menyediakan fasilitas pekerjaan akuntansi, disamping sistem operasi. Dalam hal ini pekerjaan akuntansi bukan berarti program aplikasi akuntansi seperti Dac Easy atau Bedford, melainkan pengumpulan dan pemeliharaan pencatatan mengenai aktifitas dan pemakaian sistem komputer. Dengan pencatatan ini dapat diperoleh informasi yang dapat digunakan oleh bagian pembebanan kepada pelanggan (billing) atau untuk melakukan evaluasi terhadap penggunaan sistem yang bersangkutan.
Bagi auditor, job accounting data analysis dapat juga digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Untuk menguji jenis-jenis pengendalian PDE tertentu seperti untuk menguji apakah hanya orang-orang yang berhak saja yang dapat menggunakan program-program atau file-file data tertentu.
2. Untuk menentukan apakah terjadi atau ada usaha untuk menggunakan terminal jarak jauh secara tidak sah (bukan oleh mereka yang berhak).
3. Untuk menentukan bahwa hanya pekerjaan-pekerjaan yang sesuai (yang seharusnya) saja yang diproses serta dengan menggunakan pita dan disk yang benar.
Kebaikan dari job accounting data analysis adalah bahwa program ini menyediakan data dalam aktifitas sistem komputer serta menyediakan sumber daya pengolahan data, disamping menyediakan informasi bagi auditor mengenai bagaimana cara berfungsinya operasi pengolahan data. Akan tetapi program ini juga memiliki kelemahan, yaitu auditor menjadi tidak mampu untuk mengendalikan sumber data melalui fasilitas pekerjaan akuntansi seperti manipulasi data atau manipulasi program.

Peranan Audit Sistem Informasi


 Gambar 3
Proses akuntansi secara komputerisasi
Sumber: Lapowila dan Daniel (1997)
KESIMPULAN

Peranan Teknologi Informasi Terhadap Audit Sistem Informasi Komputerisasi Akuntansi dapat dilihat dari 3 sudut pandang yaitu:
1. Dilihat dari prosedur audit.
2. Dilihat dari pengendalian intern.
3. Dilihat dari teknik-teknik audit dengan menggunakan teknologi informasi
Setiap sistem informasi akuntansi melaksanakan lima fungsi utama, yaitu pengumpulan data, pemrosesan data, manajemen data, pengendalian data (termasuk security), dan penghasil informasi.
Audit Sistem Informasi adalah sebuah proses yang sistematis dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti untuk menentukan bahwa sebuah sistem informasi berbasis komputer yang digunakan oleh organisasi telah dapat mencapai tujuannya.