Nama :Teguh Sanjaya
NPM : 16115841
Tugas : softkill ilmu sosial dasar
BAB IV
INDIVIDUALISASI
Kerahasiaan
pribadi (privasi) hanyalah satu bentuk individualisasi. Banyak jenis kekuatan
sosial yang membantu perkembangan individualisasi, yang dimaksud
individualisasi ialah proses sosial yang cenderung menyebabkan individu kurang
lebih terlepas dari kelompoknya dan yang menciptakan di dalam dirinya suatu
kesadaran diri sendiri mengenai miliknya diri sendiri.
Dalam
menganalisa bagaimana proses individualisasi berlangsung, maka dua kesalahan
konsepsi perlu dikoreksi terlebih dahulu. Pertama, bahwa individualisasi ialah
proses yang semata-mata dibantu oleh individu itu sendiri. Ini didasarkan atas
asumsi bahwa seseorang membebaskan atau kurang bebas sama sekali dari pengaruh
kelompoknya, hanya dengan menggunakan kualitas mental. Kekeliuruan konsepsi
kedua didasarkan atas asumsi bahwa individualisasi terutama adalah proses
mental atau spiritual yang tersebar melalui ide-ide umum dari satu periode
waktu atau tempat tertentu. Jika ahli sejarah misalnya berbicara mengenai
Renaisan maka mereka mengumpulkan kalimat-kalimat yang membuktikan bahwa suatu
penilaian baru terhadap individualitas telah muncul pada waktu tertentu dan
kemudian menunjukkan bahwa ide itu swcara berturut-turut diterima oleh kelompok
lain dan oleh individu lain. Upaya sosiolog tidak hanya sekedar mempelajari bahwa
ide demikian itu ada pada waktu tertentu tetapi berupaya pula menemukan
bagaimana ide itu timbul. Kita dapat bertanya kepada diri kita
sendiri,kekuatan-kekuatan sosial apa saja yang menimbulkannya di dalam
lingkungan yang lebih sempit dan perangkat pengaruh sosial yang bagaimana yang
mempersiapkan kelompok manusia yang lebih besar menerina ide-ide itu. Ide itu
biasanya hanyalah merupakan ekspresi mental belaka dari proses
individualisasi,yang dasar-dasarnya telah dipersiapkan oleh perubahan sosial
yang cenderung mengarahkannya. Di tengah-tengah jaringan sosial baru yang
demikian itu diungkapkan ide-ide yang memperkuat dan yang secara meyakinkan
membentuk situasi baru tetapi ide-ide itu sendiri tidak menciptakannya ketika
saya mengatakan bahwa di setiap situasi sosial terdapat seperangkat kekuatan
sosial, di dalam situasi mana individualisasi cenderung bekerja,saya menyadari
bahwa periode waktu tertentu seperti Renaisan atau periode Rasionalisme abad ke
18 dan liberalisme abak ke 19 membantu kelangsungan proses individualisasi
sedemikian besarnya dibandingkan dengan periode sejarah lainnya.
Untuk
menghindarkan kebingungan terhadap berbagai jenis individualisasi,maka saya
akan memulai dengan menjelaskan perbedaan bentuknya dan mencoba menemukan
kekuatan sosial yang spesifik yang menunjang masing-masing bentuk tersebut.
Saya
membedakan empat aspek utama individualisasi,masing-masing sebenarnya masih
dapat dipecah lagi menjadi beberapa sub-aspek.
1. Individualisasi sebagai proses
menjadi berbeda dari orang lain.
2. Individualisasi pada tingkat bentuk
baru dari penghormatan terhadap sikap sendiri: baik melalui kesadaran terhadap
ke unukan dan kekhasan kepribadian orang lain maupun melalui jenis penilaian
baru terhadap diri sendiri atau pengaturan diri sendiri.
3. Individualisasi dari
keinginan-keinginan,yakni mengindividualisasikan hubungan dengan obyek.,
4. Individualisasi sebagai sejenis
perenungan ke dalam diri kita sendiri, yakni sejenis pemusatan perhatian dan
pemikiran terhadap diri sendiri (intriversi) yang secara tak langsung
menyatakan penerimaan pengalaman yang kita miliki sendiri dan meningkatkan
kekuatan individualisasi di sekitar dan di dalam diri kita sendiri. Ini juga
dapat dijelaskan sebagai tindakan tidak menyingkapkan dimensi yang terdalam
dari kehidupan seseorang.
Dengan
demikian,keempat aspek utama individualisasi itu adalah : menjadi berbeda ;
munculnya jenis penilaian baru terhadap kekhasan kepribadian diri sendiri ;
individualisasi melalui obyek; dan pemasukan kekuatan individualisasi.
Keempatnya merupakan fenomena yang berbeda.
1. PROSES MENJADI BERBEDA.
Perbedaan
eksternal dari tipe dan individual menyebabkan terbentunya kelompok baru dimana
ciri-ciri baru ini biasanya di ungkapkan. Munculnya kelompok baru ini dipercepat
oleh adanya pembagian kerja dan dan pembagian fungsi. Pembagian fungsi ini
menyebabkan perkembangnya ciri-ciri profesional. Kelompok baru serupa itu
sedikit banyak memungkinkan individualitas dalam keanggotaannya menurut
intensitas dan volume organisasi dan peraturan internal. Bahkan misalnya
perbedaan antara tenaga kerja ahli dan tenaga kerja pelaksna dalam suatu
pabrik. Tenaga kerja ahli bekerja dengan ketrampilan teknik dan dengan
peralatan tersendiri sehingga dengan demikian menjadi lebij individualis. Dalam
pabrik ada kecenderungan pengaturan kerja secara impersonal. Faktor sosial
berikutnya yang menimbulkan tipe diferensiasi eksternal dan tipe individual
adalah akibat dari keterbatasan kontak,karena orang yang dalam keadaan demikian
itu akhirnya terhalang untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi yang berubah.
Dalam
masyarakat cina kuno, tindakan orang dalam keseluruhan hubungannya telah
ditetapkan secara pasti oleh ajaran konghucu. Dalam kehidupan rumah tangga
misalnya, peraturan tingkah laku seorang
anak terhadap bapaknya atau si isteri terhadap suaminya, atau seorang adik
terhadap kakak laki-lakinya, telah ditetapkan dengan pasti. Aturan tingkah laku
ini terang mempengaruhi kesempatan-kesempatan yang terbuka bagi anggota
kelompok, dan dalam kenyataan kehidupan yang sesungguhnya dari anggota
kelompok. Sebaliknya, demokratisasi dalam pengertian yang seluas-luasnya di
bidang politik, ekonomi dan pedagogik berperan sangat kuat dalam mengarahkan
terciptanya tindakan yang spontan dan tindakan yang tidak tradisional.
Kompetisi secara bebas juga mendorong individu menyesuaikan dirinya sendiri
terhadap situasi khususnya sendiri, untuk mengambil inisiatif dan tidak
menunggu perintah atau tidak lebih senang diperintah. Khususnya unit sosial
yang kecil, jika diorganisir menurut cara-cara demokratis dapat mendorong
pertumbuhan kepribadian. Unit sosial yang kecil seperti itu terdapat di wilayah
Swiserlan bagian tengah, dalam komune merdeka abad pertengahan dan dalam
sekte-sekte keagamaan. Hal yang serupa juga terdapat pada kelompok-kelompok
pendidikan yang terorganisir secara demokratis seperti universitas di abad
pertengahan memudahkan upaya secara individual dan upaya pengambilan keputusan.
Satu
contoh yang nyata dari kulit luar suatu situasi yang tidak berpola terlihat
dalam kasus pionir atau pedagang yang bertualang meninggalkan kampung halaman
mereka dengan tujuan menaklukan daerah baru, atau untuk menciptakan pasar baru,
atau sama seperti pemuda atau pemudi yang melepaskan diri mereka dari
perlindungan keluarga mereka untuk mencari sumber penghidupan di tempat baru.
Tetapi kompetisi di dalam kehidupan kelompok mendorong setiap orang untuk
bertindak menurut kepentingan individualnya dan untuk mengintegrasikan kembali
situasi dirinya sendiri.
Perkembangan
prises individualisasi selanjutnya dibantu oleh peningkatan mobilitas
sosial,terutama oleh mobilitas sosial vertikal yang memungkinkan seseorang
tampil pada skala sosial sebagai individu,dan tidak hanya sebagai seorang
anggota belaka dari kelompoknya. Di dalam situasi demikian itu adalah perlu
bagi keberhasilannya untuk membebaskan dirinya sendiri dari prasangka
kelompoknya,meskipun mungkin kemudian ia menyesuaikan diri juga dengan
prasangka kelompok lain. Mobilitas horizontal terlihat misalnya dalam pengembaran
individu, yang secara tak langsung menyatakan keperluannya untuk membuang sudut
pandangan kelompok kecilnya yang sudah usang. Bagaimana, dalam kasus ini
terdapat kemungkinan baginya untuk mengenali sama sekali dirinya sendiri
melalui kelompok baru dan melalui cara ini ia di paksa untuk menemukan
pandangannya sendiri secara bebas. Jika seseorang menggabungkan diri dengan
kelompok oposisi, maka orang itu akan kehilangan pandangannya yang asli dan
mencoba mempelajari dan menerima pandangan orang lain.
Situasi
seseorang sebagai `orang asing`, apakah secara relatif atau secara mutlak
mempunyai pengaruh individualisasi yang serupa. Contoh keterasingan secara
relatif demikian adalah anak kecil yang diterlantarkan keluarganya atau
pemimpin golongan minoritas di dalam suatu kehidupan kelompok,sedangkan contoh
ketersaingan secara absolut adalah orang yang diusir atau dibuang dari
lingkungan kelompoknya dan orang asing yang tidak berasimilasi. Awal dari
kehidupan Hitler, lenin, dan T rotsky atau stalin memperlihatkan sejumlah
situasi outsider demikian itu.
Situasi
sosial terakhir yang diperlihatkan dalam kaitannya dengan individualisasi
sebagai suatu`proses menjadi berbeda` adalah melarikan diri dari kontrol sosial
satu kelompok kepada kontrol sosial kelompok yang lain. Dalam setiap kelompok
terdapat perbedaan sesuatu yang disumbangkan yang dipelajari oleh orang yang
sama,seperti halnya orang yang berbeda membentuk jenis kelompok yang
berbeda,keluarga,teman sepermainan,klub,universitas,dan sebagainya. Dengan
demikian lingkungan kontak yang diperluas itu dapat memberikan anekaragam
pengalaman yang makin luas pula sehingga individualisasi dapat berkembang
dengan fleksibelitas yang lebih besar.
2. INDIVIDUALISASI (PENGHORMATAN
TERHADAP SIKAP SENDIRI)
Dilihat
dari satu segi,kepribadian individualistis terdiri dari semakin sadar terdapat
kekhasan karakter kita sendiri dan munculnya jenis penilaian baru terhadap diri
sendiri. Dengan demikian, pengorganisasian terhadap diri sendiri berlangsung
sebagai bentuk kemunculan penilaian terhadap diri sendiri. Contoh proses ini
dapat ditemukan dalam sejarah di mana pemujaan terhadap kepribadian yang kuat
menciptakan suatu tipe individualisasi tertentu. Prakondisi proses ini adalah
suatu diferensiasi yang ketat dan pengambilan jarak oleh elite pemimpin,
pengorganisasian kelompok sedemikian rupa sehingga menyediakan kesempatan bagi
sekumpulan orang tertentu untuk menjadi lalim (despotic);adanya lingkungan
pergaulan istana yang tak terjangkau oleh penilaian publik di mana sang penguasa lalim itu dapat
berilusi sebagai seorang yang `maha kuasa`. Ini adalah prakondisi untuk
terciptanya seorang penguasa yang kejam dan lalim yang biasa disebut dengan
satu kata `tirani` yang bersandar kepada kekuatan pisik dan paksaan spiritual
(biasanya berdasarkan sikap yang mengira ia memiliki sejenis kekuatan gaib)
bersama dengan kekuatan yang berasal dari pemilikan tanah, uang dan harta
kekayaan lainnya serta prestise dan kemegahan.
Proses
serupa terlihat dalam bentuk yang lebih moderat dan dalam lingkungan pergaulan
yang lebih sempit,jika seorang anak menjadi tirani dari suatu keluarga. Dalam
kasus di atas terlihat adanya impuls kecintaan terhadap diri sendiri pada si
tiran atau pada si despot itu, dan ini terima oleh kelompoknya.
Perasaan
mengenai keunikan kehidupan seseorang dan karakter yang dimilikinya, dapat
ditemukan pada asal mula pemujaan terhadap otobiografi: pemujaan ini berkembang
di penghujung periode kekaisaran Romawi yang berhubungan erat dengan timbulnya
suatu perasaan bahwa kehidupan dan karakter seseorang adalah unik. Namun asal
mula perasaan demikian ditemukan juga di permulaan kehancuran despotisme di
dunia Timur. Di permulaan tingkat perkembangan individualisasi ini, penilaian
terhadap diri sendiri dibangun dengan membiarkan orang lain menjadi mangsa
ketakutan dan hormat kepada kita sendiri. Contoh kemegahan diri sendiri serupa
itu dapat ditemukan dalam riwayat Assurbanipal (885-860 SM) yang menyatakan ;
`Aku adalah raja`.`Aku adalah Tuhan`.`Aku adalah yang maha agung`.`Aku adalah yang
terbesar ,yang terkuat`. `Aku adalah yang termasyhur`. `Aku adalah
pangeran,bangsawan,panglima perang`. `Aku adalah seekor singa.......`Aku adalah
wakil Tuhan`. `Aku adalah senjata yang tak terkalahkan,yang membuat bumi musuh
menjadi puing`. `Aku menangkap mereka hidup-hidup, dan menenggelamkan mereka`.
`Aku mencat gunung dengan darah mereka`. `Aku menguliti mereka dan menutupi
dinding istanaku dengan kulit mereka`. `Aku mendirikan pilar istanaku dengan
batok kepala mereka. Dan diantara pilar-pilar itu aku menggantungi kepala
mereka dengan tanaman anggur.....`Aku menyiapkan gambar klosal tokoh-tokoh
keluarga kerajaanku dan menggoreskan kemauanku dan keagunganku padanya...sinar
wajahku terpancar pada puing-puing. Dalam melayani kemarahanku,aku menemukan kepuasanku`.
Melalui
periode terakhir kekaisaran Romawi dan melalui otobiografi filosof Stoa serta
melalui pernyataan lainnya,kita dapat menunjukkan situasi sosial yang menyokong
bertambah kuatnya perasaan keunikan diri sendiri itu. Kita dapat menunjukkan
kelemahan organisasi masyarakat yang besar dan keadaan yang kacau dari
kekaisaran,dan sehubungan dengan itu kita dapat pula menunjukkan kemungkinan
bagi individu untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi dalam skala sosial.
Kelemahan organisasi yang besar ialah bahwa kekuatan mengikat normanya hampir
hilang sama sekali. Kita melihat di sini pembubaran cita-cita yang terkandung
di dalam negara-negara kota Yunani (prolis) yang kecil-kecil itu.
3. INDIVIDUALISASI KEINGINAN MELALUI
OBYEK
Dalam
membangun petunjuk arah dan keteguhan perasaan terhadap obyek dan terhadap
orang lain (apa yang oleh ahli psikoanalisasi disebut penetapan libido atau
kathexes) sikap tradisional dan daya tahan kelompok primer adalah menentukan.
Petani dan kaum ningrat yang menguasai tanah pertanian,lebih terarah dan lebih
teguh keimanannya dari pada tipe orang kaya kota yang mudah bergerak (mobile).
Kalangan petani dan ningrat pemilik tanah, mencoba menetapkan jenis keinginan
yang akan dipenuhinya sejauh ia ingin membeli suatu barang tertentu tetapi
ingin menyelang-nyelingi ke mungkinan dalam keterbatasan kemampuan yang ada
padanya. Jarak pilihannya mungkin lebih luas dan pilihannya yang sebenarnya
beraneka ragam. Berbagai faktor meningkatkan keinginannya secara individual dan
yang mendadak seperti faktor kekayaan,yang menciptakan kemungkinan yang
bervariasi atau yang menciptakan proses produksi dan distribusi moderen yang
mendorong kompetisi individual dan orang yang pertama tampil membawa ide-ide
baru. Bagaimanapun juga, industri raksasa yang merangsang para pembeli melalui
iklan misalnya juga berusaha untuk menyeragamkan pilihan konsumen. Di samping
itu terdapat mobilitas sosial baik horizontal seperti migrasi maupun secara
vertikal seperti bergerak ke bawah dan ke atas skala sosial, yang cenderung
mengikat individu kepada keinginan-keinginan khusus .
Ada
beberapa keinginan yang dimiliki orang. Kita dapat menyederhanakannya menjadi
dua macam. Pertama sikap untuk memilih obyek tunggal dengan penetapan libido
yang pasti. Kedua, penetapan libido terhadap obyek yang abstrak, seperti uang
dan persamaan derajat. Selanjutnya terdapat dua jenis sikap yang menginginkan
untuk menyeimbangkan dalam hubungannya dengan pemilikan; pertama berusaha
sekuat tenaga untuk memiliki suatu obyek tertentu yang pasti, dan kedua
berusaha keras untukn keras untuk memiliki berbagai macam obyek. Dalam kasus
terakhir ini libido yang dipastikan terhadap sesuatu obyek,dalam ukuran
tertentu adalah dialihkan dari obyek itu kepada pilihan itu sendiri. Contoh
libido yang dipastikan terhadap obyek tertentu ialah berupa kesukaan seseorang
petani terhadap pipa rokok kesayangannya atau terhadap piring kesayangannya
pada waktu makan atau terhadap pemandangan alam di sekitar tempat ia
mondar-mandir dan bermukim. Dalam keseluruhan kasus di atas petani secara
pribadi berhubungan erat dengan barang-barang yang dimilikinya itu atau dengan
situasi personalnya. Dalam kasus yang kedua,dimana libido ditetapkan tidak
begitu banyak terhadap obyek tetapi lebih banyak terhadap pilihan itu sendiri,
contohnya dapat diketengahkan tentang sikap orang yang selalu mengikuti mode,
sikap orang liberal atau sikap orang yang individualis dalam masyarakat yang
bercorak kompetitif. Tetapi orang yang bersikap liberal dan anarkis juga dapat
memiliki keinginan-keinginan yang terikat kepada obyek khusus atau kepada orang
tertentu.
Penetapan
libido individu yang keras terbentuk oleh keluarga kecil. Contohnya libido
terhadap tokoh ibu atau tokoh ayah adalah lebih besar dalam tipe keluarga
tertentu daripada dalam tipe keluarga yang lain. Dalam kelompok keluarga
primitif, setiap anak mempunyai beberapa orang ibu sekaligus karena dalam
kelompok keluarga demikian seluruh ibu-ibu yang setingkat usianya dipanggil ibu
oleh semua anak-anak mereka. Dalam keluarga kecil monogami, kepastiannya lebih
besar dan disitu terlihat kasih sayang yang sedemikian mendalam dari seorang
ibu, dan dalam keluarga yang beranak tunggal lebih mencolok lagi dibandingkan
dengan keluarga yang beranak,katakan lah sepuluh orang misalnya.
Salah
satu sumber utama libido individual yang mempengaruhi ide tentang keunikan
perseorangan dan cinta yang lebih ideal dapat ditemukan di sini. Cinta yang
romantis hanya dapat di terangkan dalam kaitannya dengan kesukaan memusatkan
perhatian kepada diri sendiri yang dikenal sebagai `introversi`.
4. INDIVIDUALISASI SEBAGAI INTROVERSAL
Melalui
pengetahuan tentang individualisasi,dapat diketahui kepribadian yang
mendalam,yang disebut; introyeksi. Tingkatnya dapat ditelusuri. Tingkat
merenggang, menjadi terpencil yang ditandai oleh kenyataan bahwa individu
mengundurkan kekuatan libidonya ke dalam dirinya sendiri. Gejala seperti ini
sering ditemukan dalam kehidupan kota besar di mana dirasakan kurangnya
keeratan hubungan persahabatan dan keramahtamahan dan kebingungan yang
disebabkan karena pada umumnya komunitas kehilangan kekuatan ekspresifnya,
karena misalnya bentuk-bentuk pemujaan dan upacara kehilangan makna
kebersamaannya dan makna perseorangannya. Hilangnya jarak aktivitas karena
demikian sibuknya,keterbatasan kemungkinan untuk membagi ekspresi emosional,
kesemuanya itu memberikan andil terhadap merenggangnya hubungan, introspeksi
dan pengarahan perhatian ke dalam diri sendiri (indwardness) dan memberikan
andil terhadap sublimasi energi menuju kepada suatu kesukaan memikirkan diri
sendiri daripada memikirkan orang lain (introversion). Proses ini, yang
berkombinasi dengan munculnya kecintaan terhadap diri sendiri,memungkinkan
terbentuknya cinta romantis.
Kemudian
berkembanglah suatu penerimaan terhadap privasi dan isolasi sebagian sebagai
suatu cara untuk melarikan dari kontrol eksternal,sama halnya dengan bentuk
lain dari individualisasi berhubungan erat dengan introversi. Pengutamaan
introversi adalah salah satu bentuk individualisasi sejenis introversi ini. Selain
dari itu, dalam keadaan terjadinya mobilitas sosial dan kultural, ketika dengan
tiba-tiba diperlukan penilaian kembali yang lebih dalam,maka suasana batin yang
introspektif demikian itu biasanya muncuk terutama di kalangan orang yang banyak mempunyai waktu terluang untuk
bersenang-senang yang dikombinasikan dengan privasi. Perkembangan harmonis
keseluruhan kepribadian adalah bentuk individualisasi yang di senangi orang
demikian itu, yang memandang barang sesuatu tidak secara spesifik tetapi
sebagai yang memperlihatkan keseragaman dan kesatuan pengalaman sekaligus. Bagi
orang demikian itu, jarak sosial dari bidang pekerjaan dan perjuangan sosial
mengakibatkan berkurangnya ketundukan terhadap kekuasaan atau menyelesaikan
fakta-fakta eksternal. Seniman-seniman besar zaman Renaisan,sastrawan dan
ilmuwan abad ke 17 dan ke 18 dan beberapa orang ahli pikir inggris abad ke 20
memperlihatkan sikap serupa itu.
D.
INDIVIDUALISASI DAN SOSIALISASI
Di mana kesadaran terhadap diri sendiri
adalah dominan maka di situ selalu terdapat pengutamaan baik terhadap diri
sendiri maupun pengutamaan diri kita sendiri terhadap diri orang lain. Jika
kita berbicara tentang seseorang yang suka mementingkan diri sendiri atau yang
memusatkan perhatian kepada dirinya sendiri, maka kita berfikir mengenai dia
sebagai orang yang kurang mampu melihat barang sesuatu dalam hubungannya dengan
sudut pandang orang lain. Orang serupa itu belum secara keseluruhannya melewati
fase awal dari kesadaran sosial di dalam mana kita melihat barang sesuatu hanya
dalam hubungannya dengan kita. Sebagai contoh,anak yang tak mempunyai saudara
kandung laki-laki atau perempuan, sering sekali menjadi orang yang suka
memusatkan perhatian kepada diri sendiri (self centred). Orang yang demikian
itu belum cukup di sosialisasikan. Dengan sosialisasi kita maksudkan sebagai
proses yang berlawanan dengan individualisasi. Sosialisasi ialah proses
pengembangan diri sendiri. Pengembangan diri sendiri ini mengikuti garis
tertentu yang dapat disebut sebagai jalan sosial menuju pengembangan diri
sendiri.
Para
sosiolig telah menunjukkan tentang adanya berbagai bentuk pengembangan diri
dengan istilah simbolis seperti berikut:
1. Spheric-self. Yakni orang yang tak
mau bekerjasama, terutama tak mau cocok dengan orang yang dekat hubungannya
dengannya.orang yang dijauhi oleh orang yang memiliki aspek kepribadian seperti
itu justru adalah orang yang sering memperhatikannya karena mereka sering
melihatnya,sebagai contoh,tetangganya dan pengasuhnya semasa kecil. Tetapi
buku-buku bacaan,perjalananya,kehidupan orang besar,dan stratifikasi sosial
dapat merentangkan radius aktivitas perseorangan dan dengan demikian tak
menguntungkan bagi pengembangan kepribadian yang tak mau bekerjasama ini.
2. Linier-self. Yakni kepribadiaan yang
tetap sejalan dengan garis keluarga. Kepribadian ini mendorong seseorang untuk
banyak berkorban agar tidak mencemarkan nama baik nenek monyangnya atau untuk
tidak menjadi halang-perintang bagi anak cucunya. Di sini perasaan kekeluargaan
menjadi saingan bagi perasaan sosial yang lebih luas.
3. Flat-self. Muncul jika perasaan
sosial hanya terbatas pada orang yang berasal dari setrata sosial tertentu di
mana ia menjadi salah seorang yang termasuk kedalamnya. Sosialisasi horisontal
demikian ini melemahkan rintangan perasaan iri yang muncul di kalangan
kehidupan bertentangan,jemaah dan di bidang wewenang, tetapi sebaliknya
menciptakan perasaan iri yang baru lainnya. Sementara permusuhan dalam
komunitas dapat menghindarkan kerusuhan dengan jalan saling menghilangkannya
satu sama lain, maka pemusuhan antara kelas sosial tak dapat menghindarkan
kontak-kontak sosial dan dengan demikian tak dapat melenyapkan
pergeseran-pergeseran atau friksi antara
kelas sosial itu.
4. Vein-self. Dalam kota-kota besar
demokratis, persaudaraan dan persahabatan cenderung mengikuti garis pekerjaan.
Contohnya,wartawan surat kabar saling mengenal satu sama lain dan saling
bertemu muka dengan sebagian besar wartawan surat kabar yang lain. Kenyataan
bahwa mereka saling berkompetisi, dikalahkan oleh adanya kepentingan bersama
yang terdapat pada mereka semuanya. Mereka yang tidak memcintai panggilan
dirinya sendiri dan mempunyai profesi yang terlalu banyak dapat mengikuti suatu
garis non-profesional dari kepentingan pribadinya.
5. Star-self. Pengenbangan
kepribadian,dalam beberapa hal akan mendapat simpati dari berbagai jenis orang
menurut lapisan yang berbeda.jadi akan timbul kepribadian teladan (star self)
yang memancar ke berbagai bidang. Contohnya dapat ditunjukkan pada kepribadian
Goethe, Albert Schweitzer, dan Betran Rusell.
Diperensiasi
fungsional dan kompleksitas kehidupan masyarakat kota, mendorong pengembangan
kepribadian teladan ini. Sejumlah besar persoalan yang memerlukan kerjasama
(team work) terutama didasarkan atas harga yang harus dibayar terhadap
spheric-self tersebit di atas.
Adalah
menjadi tugas sosiolog dan para pendidik di masa mendatang untuk meneliti
situasi sosial yang mana yang dapat membantu perkembangan dan perluasan
kepribadian yang sesuai dengan tuntutan kerjasama ini dan berbagai kelemahan
sosial lainnya.
Bagaimana
juga, adalah penting ditekankan di sini bahwa pengertian-pengertian di atas
hendaknya jangan dihypothesakan sebagai kepribadian yang tepisah satu sama
lain. Kelima pengertian di atas mempunyai keterbatasan penggunaannya secara
praktis bagi sosiolog. Pertanyaan mendasar yang dapat timbul adalah:
bagaimanakah sifat dasar kepribadian yang telah mendapatkan sumbangan pengaruh
dari proses individualisasi dan proses sosialisasi itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar